MUDIK KAMPUNG HALAMAN DAN ZIARAH KUBUR
Muslim Indonesia punya tradisi yang sangat bagus pada setiap
Idul Fitri, yaitu mudik ke kampung halaman, guna berbagi sebagian rejeki kepada
keluarga, kerabat dan sahabat. Selain itu, mereka juga mendatangi dan menziarahi
kuburan orang tua dan kerabat yang telah meninggal untuk mendoakan mereka.
Jika kita hendak melakukan ziarah kubur, hendaknya lakukan
Adab dan doa ziarah kubur yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan Ahlul
baitnya (sa):
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa):
Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab:
Ucapkan:
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ
الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ
اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn,
antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.
Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin,
engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.
Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali
bin Abi Thalib (sa):
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ
لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ
اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ
مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ
اللهِ
Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha
illallâh , ya ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum
qawla lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ
ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man
qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.
Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang
mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah
dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha
illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha
illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah
kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah Muhammadur
rasululullah Aliyyun waliyyullah.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang
memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya
pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya
50 tahun.”
Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di
kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di
dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan
oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat
kursi, masing-masing (3 kali).”
Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ
مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad
an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca
doa berikut:
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ
وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ
رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ
كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis
wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an
rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.
Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya,
hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan
rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan
susulkan ia kepada orang yang ia cintai.
Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke
kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu
tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada
kuburannya dan membaca doa tersebut.
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far
Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga?
Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami
ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka
mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku
bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau
menjawab: bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ
صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ
إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ
وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka
arwâhahum, wa laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ
tashilu bihi wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in
qadîr.
Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka,
sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat
yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)
No comments:
Post a Comment